WELCOME IN MY BLOG...

Rabu, 15 September 2010

I Want To Spend My Life

Moon so bright, night so fine
Keep your heart here with mine
Life's a dream we are dreaming

Race the moon, catch the wind
Ride the night to the end
Seize the day, stand up for the light

I want to spend my lifetime loving you
If that is all in life I ever do

Heroes rise, heroes fall
Rise again, win it all
In your heart, can't you feel the glory?

Through our joy, through our pain
We can move worlds again
Take my hand, dance with me

I want to spend my lifetime loving you
If that is all in life I ever do
I will want nothing else to see me through
If I could spend my lifetime loving you

Though we know we will never come again
When there is love, life begins
Over and over again

Save the night, save the day
Save your love, come what may
Love is worth everything we pay

I want to spend my lifetime loving you
If that is all in life I ever do
I want to spend my lifetime loving you
If that is all in life I ever do
I will want nothing else to see me through
If I can spend my life time loving you

Pemilu Indonesia

Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang(-orang) untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering digunakan.

Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara.

Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih.
Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amandemen keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke dalam rezim pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu. Di tengah masyarakat, istilah "pemilu" lebih sering merujuk kepada pemilu legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden yang diadakan setiap 5 tahun sekali.

Tujuan Pemilihan Umum

Pemilu diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah. Serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana diamanatkan UUD 1945

Dasar hukum pemilu
1. Undang-Undang Dasar 1945 [Pasal 22E ayat (1) s.d. ayat (6)]

2. Undang-Undang No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum

3. Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik

4. Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

5. Undang-Undang No. 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

6. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

7. Keputusan Presiden No. 7 Tahun 2009 tentang Penetapan Hari Pemungutan Suara Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sebagai Hari Libur Nasional

8. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 4 Tahun 2009 tentang Dukungan Kelancaran Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2009

9. Peraturan-peraturan, Keputusan, serta edaran yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum

ASAS

Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "Luber" yang merupakan singkatan dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Asal "Luber" sudah ada sejak zaman Orde Baru. Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan. Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara. Bebas berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun, kemudian Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri.

Kemudian di era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang merupakan singkatan dari "Jujur dan Adil". Asas jujur mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih. Asas adil adalah perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu.


PEMILIH AKTIF DAN PASIF
Pemilih aktif adalah masyarakat yang memiliki hak untuk memilih wakilnya yang akan duduk dalam badan-badan perwakilan rakyat.
Pemilih pasif adalah masyarakat yang memiliki hak untuk dipilih menjadi anggota badan-badan perwakilan rakyat.

Syarat Syarat Menjadi Pemilih Aktif
Syarat-syarat menjadi pemilih aktif antara lain sebagai berikut:
1. Warga Negara yang sudah genap 17 tahun atau pernah kawin
2. Telah terdaftar dalam daftar pemilih
3. Bukan bekas anggota organisasi terlarang yaitu PKI, termasuk organisasi massanya
4. Bukan orang yang terlibat langsung atau tidak langsung dalam G30 S/PKI atau organisasi terlarang lainnya
5. Tidak sedang terganggu jiwa dan ingatannya
6. Tidak sedang menjalani hukum penjara
7. Tidak sedang dicabut hak pilihnya oleh pengadilan

Syarat Syarat Menjadi Pemilih Pasif

Syarat-syarat menjadi pemilih pasif:
1. Warga Negara yang sudah berumur 21(dua puluh satu) tahun, dan bertaqwa kepada Tuhan YME
2. Bertempat tinggal dalam wilayah RI yang dibuktikan dengan KTP atau keterangan Lurah/ kepala desa tentang alamat sebenarnya
3. Dapat berbahasa Indonesia, cakap membaca, dan menulis
4. Berpendidikan serendah-rendahnya SLTA atau berpengetahuan yang sederajat dan berpengalaman dalam bidang kemasyarakatan
5. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945 dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945
6. Bukan bekas anggota organisasi terlarang yaitu PKI, termasuk organisasi massanya atau bukan seorang yang terlibat langsung ataupun tidak langsung dalam G30 S/PKI atau organisasi terlarang lainnya




Pemilihan umum merupakan mekanisme penting dalam sebuah negara, terutama yang menggunakan jenis sistem politik Demokrasi Liberal. Pemilihan Umum yang mendistribusikan perwakilan kepentingan elemen masyarakat berbeda ke dalam bentuk representasi orang-orang partai di parlemen. Sebab itu, pemilihan sebuah sistem pemilihan umum perlu disepakati bersama antara partai-partai politik yang terdaftar (yang sudah duduk di parlemen) dengan pemerintah.

Indonesia telah menyelenggarakan 9 kali pemilihan umum. Khususnya untuk pemilihan anggota parlemen (baik pusat maupun daerah) digunakan jenis Proporsional, yang kadang berbeda dari satu pemilu ke pemilu lain. Perbedaan ini akibat sejumlah faktor yang mempengaruhi seperti jumlah penduduk, jumlah partai politik, trend kepentingan partai saat itu, dan juga jenis sistem politik yang tengah berlangsung.
Sebelum dilakukan pembahasan atas sistem pemilu yang pernah diterapkan di Indonesia, ada baiknya dijelaskan jenis-jenis sistem pemilu yang banyak dipakai di dunia. Penjelasan hanya dititikberatkan pada kategori-kategori umum dari setiap jenis sistem pemilu.

Secara garis besar, sistem Mayoritas/Pluralitas menghendaki kemenangan partai atau calon legislatif yang memperoleh suara terbanyak. Calon legislatif atau partai dengan suara yang kalah otomatis tersingkir begitu saja. Varian dari sistem Mayoritas/Plularitas adalah First Past The Post, Two Round System, Alternative Vote, Block Vote, dan Party Block Vote.

Sistem proporsional biasanya diminati di negara-negara dengan sistem kepartaian Plural ataupun multipartai (banyak partai). Meskipun kalah di suatu daerah pemilihan, calon legislatif ataupun partai politik dapat mengakumulasikan suara dari daerah-daerah pemilihan lain, sehingga memenuhi kuota guna mendapatkan kursi. Varian sistem Proporsional adalah Proporsional Daftar dan Single Transverable Vote.
Sistem Mixed (campuran) merupakan pemaduan antara sistem Proporsional dengan Mayoritas/Pluralitas. Kedua sistem pemilu tersebut berjalan secara beriringan. Hal yang diambil adalah ciri-ciri positif dari masing-masing sistem. Varian dari sistem ini adalah Mixed Member Proportional dan Parallel.

Sistem Other/Lainnya adalah sistem-sistem pemilu yang tidak termasuk ke dalam 3 sistem sebelumnya. Varian dari sistem lainnya ini adalah Single No Transferable Vote (SNTV), Limited Vote, dan Borda Count.

Pemilu Indonesia: Perspektif Historis
Indonesia yang merdeka tahun 1945 cukup sering menyelenggarakan pemilihan umum. Pemilu-pemilu yang pernah terjadi adalah 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, dan 2004. Jadi, Indonesia telah mengadakan sekitar 9 kali pemilihan umum dalan perjalanan politiknya.

Masing-masing pemilihan umum memiliki karakteristik masing-masing, bergantung pada tipe sistem politik yang berlangsung. Sistem Demokrasi Liberal menaungi pemilu 1955, 1999, dan 2004. Pemilu-pemilu lainnya terjadi di masa sistem politik rezim otoritarian kontemporer Orde Baru.

Tipe sistem pemilihan umum yang banyak dipakai di Indonesia adalah Proporsional, dengan beberapa pengecualian. Guna mempermudah penggambaran sistem pemilihan umum yang dianut Indonesia, ada baiknya kita lakukan pembicaraan menurut karakteristik masing-masing pemilu.

TAHUN 1995
DPR

1. Partai Nasional Indonesia (PNI)
2. Masyumi
3. Nahdlatul Ulama (NU)
4. Partai Komunis Indonesia (PKI)
5. Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)
6. Partai Kristen Indonesia (Parkindo)
7. Partai Katolik
8. Partai Sosialis Indonesia (PSI)
9. Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)
10. Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti)
11. Partai Rakyat Nasional (PRN)
12. Partai Buruh
13. Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS)
14. Partai Rakyat Indonesia (PRI)
15. Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI)
16. Murba
17. Baperki
18. Persatuan Indonesia Raya (PIR) Wongsonegoro
19. Grinda
20. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai)
21. Persatuan Daya (PD)
22. PIR Hazairin
23. Partai Politik Tarikat Islam (PPTI)
24. AKUI
25. Persatuan Rakyat Desa (PRD)
26. Partai Republik Indonesis Merdeka (PRIM)
27. Angkatan Comunis Muda (Acoma)
28. R.Soedjono Prawirisoedarso
29. Lain-lain





Pemilu 1971
Pemilu 1971 diikuti oleh 10 kontestan, yaitu:
1. Partai Katolik
2. Partai Syarikat Islam Indonesia
3. Partai Nahdlatul Ulama
4. Partai Muslimin Indonesa
5. Golongan Karya
6. Partai Kristen Indonesia
7. Partai Musyawarah Rakyat Banyak
8. Partai Nasional Indonesia
9. Partai Islam PERTI
10. Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia


Pemilu 1977-1997
Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 diikuti oleh 3 kontestan yang sama, yaitu:
1. Partai Persatuan Pembangunan
2. Golongan Karya
3. Partai Demokrasi Indonesia

Pemilu 1999
Pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai politik, yaitu:
1. Partai Indonesia Baru

2. Partai Kristen Nasional Indonesia

3. Partai Nasional Indonesia - Supeni

4. Partai Aliansi Demokrat Indonesia

5. Partai Kebangkitan Muslim Indonesia

6. Partai Ummat Islam

7. Partai Kebangkitan Ummat

8. Partai Masyumi Baru

9. Partai Persatuan Pembangunan

10. Partai Syarikat Islam Indonesia

11. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

12. Partai Abul Yatama

13. Partai Kebangsaan Merdeka

14. Partai Demokrasi Kasih Bangsa

15. Partai Amanat Nasional

16. Partai Rakyat Demokratik

17. Partai Syarikat Islam Indonesia 1905

18. Partai Katolik Demokrat

19. Partai Pilihan Rakyat

20. Partai Rakyat Indonesia

21. Partai Politik Islam Indonesia Masyumi

22. Partai Bulan Bintang

23. Partai Solidaritas Pekerja

24. Partai Keadilan

25. Partai Nahdlatul Ummat

26. Partai Nasional Indonesia - Front Marhaenis

27. Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia

28. Partai Republik

29. Partai Islam Demokrat

30. Partai Nasional Indonesia - Massa Marhaen

31. Partai Musyawarah Rakyat Banyak

32. Partai Demokrasi Indonesia

33. Partai Golongan Karya

34. Partai Persatuan

35. Partai Kebangkitan Bangsa

36. Partai Uni Demokrasi Indonesia

37. Partai Buruh Nasional

38. Partai Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong

39. Partai Daulat Rakyat

40. Partai Cinta Damai

41. Partai Keadilan dan Persatuan

42. Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia

43. Partai Nasional Bangsa Indonesia

44. Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia

45. Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia

46. Partai Nasional Demokrat

47. Partai Ummat Muslimin Indonesia

48. Partai Pekerja Indonesia




Pemilu 2004
Pemilu 2004 diikuti oleh 24 partai politik, yaitu:
1. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme

2. Partai Buruh Sosial Demokrat

3. Partai Bulan Bintang

4. Partai Merdeka

5. Partai Persatuan Pembangunan

6. Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan

7. Partai Perhimpunan Indonesia Baru

8. Partai Nasional Banteng Kemerdekaan

9. Partai Demokrat

10. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

11. Partai Penegak Demokrasi Indonesia

12. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia

13. Partai Amanat Nasional

14. Partai Karya Peduli Bangsa

15. Partai Kebangkitan Bangsa

16. Partai Keadilan Sejahtera

17. Partai Bintang Reformasi

18. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

19. Partai Damai Sejahtera

20. Partai Golongan Karya

21. Partai Patriot Pancasila

22. Partai Sarikat Indonesia

23. Partai Persatuan Daerah

24. Partai Pelopor


Pemilu 2009
Pemilu 2009 diikuti oleh 38 partai politik nasional dan 6 partai politik lokal Aceh, yaitu:
Partai politik nasional
1. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)

2. Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB)*

3. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI)
4. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN)

5. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)

6. Partai Barisan Nasional (Barnas)

7. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)*
8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)*

9. Partai Amanat Nasional (PAN)*

10. Partai Perjuangan Indonesia Baru (PIB)

11. Partai Kedaulatan

12. Partai Persatuan Daerah (PPD)

13. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)*

14. Partai Pemuda Indonesia (PPI)

15. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI Marhaenisme)*
16. Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)

17. Partai Karya Perjuangan (PKP)

18. Partai Matahari Bangsa (PMB)

19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI)*

20. Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK)*

21. Partai Republika Nusantara (RepublikaN)

22. Partai Pelopor*

23. Partai Golongan Karya (Golkar)*

24. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)*

25. Partai Damai Sejahtera (PDS)*

26. Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia (PNBK Indonesia)
27. Partai Bulan Bintang (PBB)*

28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)*
29. Partai Bintang Reformasi (PBR)*

30. Partai Patriot

31. Partai Demokrat*

32. Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI)

33. Partai Indonesia Sejahtera (PIS)

34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU)

41. Partai Merdeka

42. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI)
43. Partai Sarikat Indonesia (PSI)

44. Partai Buruh


Catatan: Tanda * menandakan partai yang mendapat kursi di DPR pada Pemilu 2004.

partai peserta pemilu tahun 2009

1. Partai Hati Nurani Rakyat
2. Partai Karya Peduli Bangsa


3.Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia


4.Partai Peduli Rakyat Nasional


5.Partai Gerakan Indonesia Raya
6. Partai Barisan Nasional

7. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
8. Partai Keadilan Sejahtera

9. Partai Amanat Nasional
10. Partai Perjuangan Indonesia Baru

11. Partai Kedaulatan
12. Partai Persatuan Daerah

13. Partai Kebangkitan Bangsa
14. Partai Pemuda Indonesia

15. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme
16. Partai Demokrasi Pembaruan

17. Partai Karya Perjuangan
18. Partai Matahari Bangsa

19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia
20. Partai Demokrasi Kebangsaan

21. Partai Republika Nusantara
22. Partai Pelopor

23. Partai Golongan Karya
24. Partai Persatuan Pembangunan


25. Partai Damai Sejahtera


26.Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia


27. Partai Bulan Bintang
28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

29. Partai Bintang Reformasi
30. Partai Patriot

31. Partai Demokrat
32. Partai Kasih Demokrasi Indonesia

33. Partai Indonesia Sejahtera
34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama

35. Partai Aceh Aman Sejahtera (PAAS) 36. Partai Daulat Aceh (PDA)
37. Partai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA) 38. Partai Rakyat Aceh (PRA)
39. Partai Aceh 40. Partai Bersatu Aceh (PBA)
41. Partai Merdeka 42. Partai Persatuan Nahdhatul Ummah Indonesia

43. Partai Sarikat Indonesia 44. Partai Buruh
Sumber : Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, okezone


Peserta calon yang terpilih dalam Pemilu 2004
Sebanyak 5 pasangan calon terpilih yaitu:
1. Prof. Dr. H. M. Amien Rais dan Dr. Ir. H. Siswono Yudo Husodo (dicalonkan oleh Partai Amanat Nasional)

2. Dr. H. Hamzah Haz dan H. Agum Gumelar, M.Sc. (dicalonkan oleh Partai Persatuan Pembangunan)

3. Hj. Megawati Soekarnoputri dan K. H. Ahmad Hasyim Muzadi (dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)

4. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (dicalonkan oleh Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia)

5. H. Wiranto, SH. dan Ir. H. Salahuddin Wahid (dicalonkan oleh Partai Golongan Karya)

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Putaran Pertama
Pemilu putaran pertama diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004, dan diikuti oleh 5 pasangan calon. Berdasarkan hasil Pemilihan Umum yang diumumkan pada tanggal 26 Juli 2004, dari 153.320.544 orang pemilih terdaftar, 122.293.844 orang (79,76%) menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara, 119.656.868 suara (97,84%) dinyatakan sah, dengan rincian sebagai berikut:

No. Pasangan Calon Jumlah Suara Prosentase
1. H. Wiranto, SH.
Ir. H. Salahuddin Wahid 26.286.788 22,15%
2. Hj. Megawati Soekarnoputri
H. Hasyim Muzadi 31.569.104 26,61%
3. Prof. Dr. HM. Amien Rais
Dr. Ir. H. Siswono Yudo Husodo 17.392.931 14,66%
4. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla 39.838.184 33,57%
5. Dr. H. Hamzah Haz
H. Agum Gumelar, M.Sc. 3.569.861 3,01%

Karena tidak ada satu pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50%, maka diselenggarakan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh 2 pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua, yakni SBY-JK dan Mega Hasyim.
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Putaran Kedua
Pemilu putaran kedua diselenggarakan pada tanggal 20 September 2004, dan diikuti oleh 2 pasangan calon. Berdasarkan hasil Pemilihan Umum yang diumumkan pada tanggal 4 Oktober 2004, dari 150.644.184 orang pemilih terdaftar, 116.662.705 orang (77,44%) menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara, 114.257.054 suara (97,94%) dinyatakan sah, dengan rincian sebagai berikut:


2. Hj. Megawati Soekarnoputri
H. Hasyim Muzadi 44.990.704 39,38%
4. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla 69.266.350 60,62%

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih
Berdasarkan hasil Pemilihan Umum, pasangan calon Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih. Pelantikannya diselenggarakan pada tanggal 20 Oktober 2004 dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat, yang juga dihadiri sejumlah pemimpin negara sahabat, yaitu: PM Australia John Howard, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, PM Timor Timur Mari Alkatiri, dan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, serta 5 utusan-utusan negara lainnya. Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri tidak menghadiri acara pelantikan tersebut. Pada malam hari yang sama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan anggota kabinet yang baru, yaitu Kabinet Indonesia Bersatu.

Peserta calon terpilih dalam Pemilu 2009

Peserta calon terpilih dalam pemilu tahun 2009 ada 3, yaitu:
1. Megawati-Prabowo
2. SBY- Boediono
3. JK-Wiranto

Rekapitulasi Hasil:
No. Pasangan calon Jumlah suara Persentase suara
1 Megawati-Prabowo 32.548.105 26,79%
2 SBY-Boediono 73.874.562 60,80%
3 JK-Wiranto 15.081.814 12,41%
Jumlah 121.504.481 100,00%




Disusun oleh:
1. Daniel Hanang Feriyanto (01)
2. Hanifa Dwi Anggorowati (11)
3. M. Syaifudin Abdullah (19)
4. Vinandia Christy Purna Pratiwi (28)

Kelas: VIII G


SMP NEGERI 3 PATI
TAHUN AJARAN 2009/2010

Big Girls Don't Cry

The smell of your skin lingers on me now
You're probably on your flight back to your home town
I need some shelter of my own protection baby
To be with myself and center, clarity
Peace, Serenity


I hope you know, I hope you know
That this has nothing to do with you
It's personal, myself and I
We've got some straightenin' out to do
And I'm gonna miss you like a child misses their blanket
But I've got to get a move on with my life
It's time to be a big girl now
And big girls don't cry
Don't cry
Don't cry
Don't cry

The path that I'm walking
I must go alone
I must take the baby steps 'til I'm full grown, full grown
Fairytales don't always have a happy ending, do they?
And I foresee the dark ahead if I stay



Like the little school mate in the school yard
We'll play jacks and uno cards
I'll be your best friend and you'll be my Valentine
Yes you can hold my hand if you want to
'Cause I want to hold yours too
We'll be playmates and lovers and share our secret worlds
But it's time for me to go home
It's getting late, dark outside
I need to be with myself and center, clarity
Peace, Serenity

Selasa, 05 Januari 2010

Back to School

hhh... setelah 2 minggu berhibernasi di rumah, akhirnya bisa pergi tuk sekolah juga. hmm... dah kangen ma sekolah, ma temen, ma pak bon juga, hehehe...aq jg bakal ketemu ma someone special...Now, it's time to study hard again. gak ada yg namanya males malesan, biar bisa menjadi the best.

Kamis, 27 Agustus 2009

Crazy In Hatred ( Serial Exist 1 )

Bel tanda masuk sekolah sebentar lagi akan berbunyi, namun masih saja banyak siswa yang melenggang dengan tenang memasuki gerbang sekolah yang megah itu. Beberapa diantaranya lebih peduli kepada penampilan ketimbang satpam sekolah itu, pak Makmun, yang sudah memasang setelan muka masamnya. Sementara barisan antrian mobil-mobil-- yang sebagian besar masuk kategori mobil mewah itu--berjalan lambat, macet, dan para tuan dan nona muda itu tampaknya masih terlalu santai dan enggan untuk keluar dari mobil-mobil itu.
Di ujung utara gedung bertingkat empat ini, ada parking lot khusus untuk siswa yang membawa mobil ke sekolah. Lagi-lagi didominasi mobil-mobil sekelas BMW, Mercy, Audi, Jaguar, New CRV, Serena High Star, Alphard, Harrier, Odyssey, Camry, dan bahkan ada juga yang bawa mobil 'langka' saking mewahnya, kayak Range Rover Vogue atau Maseratti. Hah? Itu parking lot sekolah atau show room mobil impor?
Namun begitulah kenyataan yang ada di sekolah mewah satu ini. Terletak di bilangan Jakarta Selatan, memasuki sebuah kompleks perumahan sangat mewah, sekolah ini tampaknya dikhususkan menampung siswa-siswa yang memenuhi minimal satu dari tiga kriteria berikut:
1. Pintar banget
2. Kaya banget
3. Ngetop banget. Nah, yang ini golongan 'peak-too-sooner' atau 'social-climber', kayaknya bisa masuk sini jugaJ.
Seorang remaja putri dengan dandanan normal seperti layaknya anak SMA kebanyakan, rambut sebahu yang dipotong model pixie-nya mbak Katie Holmes, dengan kemeja putih dan rok kotak-kotak hijau, tanpa aksesori menyolok, kecuali sebuah jam tangan Guess dan postman bag berukuran sedang, serta sebuah tas berisi netbook, keluar dari mobil Chevy Sparks warna pink-nya. Tak lupa ia menekan key remote sebelum beranjak jauh dari mobilnya.
Sementara di belakangnya sedikit, seorang cowok, anak SMA itu juga, mendecak kesal karena range Rover Vogue-nya nggak bisa parker di tempat biasa. Ada 'kecoak' yang tiba-tiba nyempil di tempat favoritnya. Kecoak pink berjenis Chevy Spark nggak asik! Cowok berwajah mirip Ariel Peterpan itu memukul setirnya kesal. Haduh, mana sudah mau masuk gini, nggak dapat parker pula! Heran deh, emangnya pengemudi mobil kecoak ini nggak tau apa dia sudah langganan markir di sini? Cowok itu menyumpah-nyumpah nggak keruan.
Jengkel, cowok itu tiba-tiba mendapatkan bohlam di atas kepalanya menyala terang, terlalu terang, bahkan.
Dengan gerakan seorang pembalap andalan, ia sengaja memarkir tepat di depan mobil kecil itu. Paralel dengan jarak yang amat tipis. Beruntung, di sebelah si pink itu hanya ada mobil ambulans milik sekolah. Gegas ia menarik rem tangan dan buru-buru keluar dari mobil gagahnya sambil menekan key remote. Hehehe, rasain lu, gak bisa keluar baru rasa! Siapa suruh mobil jelek beda kasta begini diparkir di sini? Cowok itu bersiul senang.

Suasana kelas XI IPA 1 tampak riuh ketika Miss Olga mengumumkan susunan tempat duduk. Banyak diantara mereka yang tidak terima keputusan Miss Olga, sang wali kelas, untuk memasang-masangkan laki-laki dengan perempuan. Beberapa aktivis Rohis bahkan protes keras. Tai nampaknya Miss Olga adalah fans setia pepatah, anjing menggonggong kafilah berlalu. Jadi dia cuek saja tuh, mengumumkan ide cemerlangnya itu.
"Wanda Syarif dengan Raditya Ramelan..."
Seorang gadis cantik berjilbab panjang manyun. Sementara seorang cowok berambut crew cut menempati bangku di sisinya takut-takut.
"Afwan, Ukhti..." bisik si cowok lirih dan takut.
Si ukhti tetap cemberut dan langsung memajang oversized daypack warna abu-abu dengan gantungan monyet berbulu tebal sebagai pembatas antara mereka.
Aksi ini jelas mengundang tertawaan seisi kelas. Miss Olga malah sampai harus menutup mulutnya dengan tissue.
"Kenapa kamu memajang monyetmu diantara kursimu dan kursi Radit, Wanda?" Tanya Miss Olga, sok tegas.
"Karena... karena..." Wanda tampak susah sekali mengungkapkan alasannya.
"Oh... nggak apa-apa, miss. Saya lebih baik ngeliatin monyet ini daripada menatap teman sebangku saya ini..." potong Radit dengan wajah sama pusingnya.
Di barisan belakang, si cewek pixie tertawa sambil menepuk-nepuk bahu Wanda, memberi support. Wanda memang salah satu BFF-nya sejak kelas satu. Ada yang haree genee gak tau BFF? BFF itu artinya best friend forever, jelas? Jadi nanti jangan ada lagi yang Tanya arti BFF di comment status facebook saya yaJ.
"Nyantai, Nda," bisik si pixie dengan senyum tertahannya.
"Belah mana nyantai? Dia kan ketua Rohis, aku Kaputnya. Apa kata dunia?" rajuk Wanda lirih.
Sayangnya itu cukup terdengar di telinga Radit, di sebelahnya. "Besok, saya bawa kain hijab juga gak apa-apa, Ukhti," ujar Radit.
"Berisik! Mana ada ketua Rohis ngupingin omongan kaputnya?" sentak Wanda sadis. Si pixie ngikik tertahan.
"Kamu. Aku doakan kamu sebangku sama si Pangeran Es ya?" ujar Wanda kepada si pixie, mematikan. Efeknya si pixie jadi pucat dan panic.
"Please deh, Nda, doamu suka makbul gituloh. Jangan dooong..."
"Khairani Prawiraningrat dengan Ronan Lukito," kembali Miss Olga mengumumkan pasangan berikutnya.
"APA?"
"Tuh kan, bener kataku..."
"Whoaaaa..."
"Ada apa, Aira?"
Si pixie, yang ternyata bernama Aira, tergeragap seketika. Aduh, kenapa dengan dia? Musuh bebuyutan dari kelas sepuluh!
Aira menggeleng lemah. Mukanya ditekuk delapan, sementara separuh populasi cewek di kelas itu memekik iri. Kok bisa ya, Aira yang biasa banget itu dapat teman sebangku manusia seganteng dan se-cool Ronan?
Dasar Aira juga orangnya pede. Dia membalas sekilas tatapan mematikan itu dengan tatapan; silakan-ambil-dan-bungkus-itu-si-Ronan-yang-mana-gue-beneran-serius-gak-butuh!
"Hai, Aira," sapa si Ice prince, yang tiba-tiba sudah ada di sisi Aira. Hih, mendadak Aira merasakan tubuhnya menggigil.Padahal, ia sudah melapisi seragamnya dengan cardigan warna pink lho.
"Oh, hai."
"Kita ketemu lagi ya? Langsung dipasangkan di hari pertama pula."
"Don't care, please."
"Nanti juga kita bersaing lagi, kan? Pemilihan President of Student Club, remember?"
"Hmm..."
"Ready to paint the town red if you win the battle?"
Hah? Battle? Lu kata mortal combat?
"Kamu kali. Aku nggak ambisi tuh."
"Geng katro-mu itu iya banget!"
"Sekali lagi nyebut clique aku katro, gue bunuh lu!"
Cowok itu hanya melengkungkan senyum sinis di bibirnya. Aira membalasnya dengan tak kalah sinis. Kayak gini kok digelari the hottest boy in school of the year? Belah mananya sih yang katanya 'charming' itu? Jempolnya aja segede pukulan kasti. Huh! Aira bergidik membayangkan hari-harinya ke depan yang akan terasa seperti di neraka. Mana ya, katanya orang bilang masa di SMA itu adalah masa paling indah? Masa paling indah mbahmu!
Bete, Aira mengeluarkan sekaligus iPod dan Blackberry-nya.perlu diketahui bahwa ini semua bekas alias second, lungsuran dari sang papa, padahal ini larangan keras lho, kalau ketahuan. Ronan di sebelahnya, tanpa sadar memanjang-manjangkan lehernya.
"Ini bukan di Coffee Bean kali," celetukan Ronan terdengar sangat sinis, dan... dingin. As usual.
"Bukan urusan kamu!"
Cuek Aira memasangkan earphone di telinganya, dia tutupi dengan menaikkan sedikit cardigannya ke leher. Terdengar lagu-lagu Sarah Brightman segera.
Di depannya, Wanda dan Radit juga tampak belum bisa berdamai.
Sementara, sekilas Ronan sempat melihat Aira membuka album di BlackBerry-nya. Mata Ronan memicing melihat salah satu pose gadis itu dengan... si kecoak pink jijay! Ada seringai di wajah ganteng Ronan saat itu.

Sebenarnya sih, Aira sering merasa ia kelewat membenci Ronan. Bukan apa-apa, anak itu terlalu sok cool di matanya. Nggak pernah ngomong sama cewek kalau nggak ditanya. Padahal anak Rohis juga bukan, kali. Masih mending si Radit deh. Bagian yang paling menyebalkan, Ronan itu sinisnya minta ampun sama dia.
Hal itu agaknya dipicu suasana persaingan mereka untuk jadi juara umum waktu kelas sepuluh tahun ajaran lalu. Sama-sama pintar dan aktif. Hanya yang satu banyak teman, yang satu agak-agak dark gitu. Radit mencemooh kemampuan fisika Aira yang agak lemah, sementara Aira mencela kemampuan Ronan dalam social studies yang kacau.
Ronan benci kepada geng Aira yang dia anggap geng cewek berisik dan sok cakep. Padahal, jelas-jelas geng itu nggak semuanya berisi anak-anak orang berada, contihnya ya si Aira itu. Bahkan dengan sadis, Ronan menggelari Aira dengan sebutan 'Socialite wannabee', menyakitkan bukan?
Aira benci kepada sikap Ronan yang selalu meremehkan kemampuannya. Juga cenderung sadis.
Ia ingat betul, waktu kelas sepuluh, Aira digencet oleh beberapa seniornya. Cewek semua gituloh. Waktu itu, Aira disekap di kamar mandi dan dipaksa mengaku kalau ia punya hubungan istimewa dengan Kak Rudy, President Student Club.
Padahal, boro-boro punya hubungan, kenal aja kagak. Tapi biasalah, namanya juga senior, nggak boleh lihat ada junior yang lebih keren, pasti sirik dot com dong?
Jelas saja Aira nggak mau mengaku. Dia nyaris ditampar, tapi dia keburu menjerit. Tepat saat itu Ronan melintas mau ke kamar mandi cowok yang letaknya berseberangan dengan kamar mandi cewek. Mendengar ada suara jeritan, tanpa piker panjang Ronan mendobrak pintu. Di sana dia mendapati Aira nyaris tak berdaya dikerubuti lima cewek kelas dua belas.
"Ada apa, kak? Kenapa dia?" Tanya Ronan kepada cewek-cewek berwajah gahar itu.
"Ini cewek tengil banget. Baru kunyil kayak lu, udah pacaran sama Rudy!" ujar Evi, sang leader.
Melihat tanda-tanda sebentar lagi Aira bakal nangis gegerukan dilanjutkan pingsan (soalnya mukanya udah pucat), Ronan segera bertindak."Wah, nggak mungkin, kak. Dia pacar saya. Kami udah ditunangkan sejak SMP".
Kontan yang Mulia Para Senorita itu bengong semua. Gini hari? Tunangan? Wakwaw... enggak banget deeeh!
Hasilnya, Aira memang dibebaskan. Tapi tahu apa kata Ronan setelah itu?
"Makanya jadi cewek jangan kegatelan deh. Masih kunyil aja udah mau flirting sama pejabat!"
Mau marraaahhh banget kan?
Maka, setelah itu, dimana gossip berhembus tentang 'pertunangan nggak penting dan nggak banget' itu di seantero sekolahan, Aira langsung memaki-maki Ronan di tengah lapangan, waktu itu Ronan baru datang dan suasana sekolah lagi full rame. Jadilah mereka tontonan semua umat, dan Ronan maluuu banget. Hahaha, kayak lovers' quarrel ajaJ.
Sejak saat itu keduanya resmi bermusuhan dan selalu saling berhadapan dengan nafsu membunuh yang besar. Bahkan hingga sebelum kenaikan kelas, mereka dimajukan sebagai calon President Student Club. Sebenarnya sih, yang sangat berambisi yaitu orang-orang di belakang mereka.
Misalnya saja Clique-nya Aira, ada Wanda, Rena, Kirana, dan Dina (sang ketua). Sementara di pihak Ronan ada Radit, Emil, Wawan, dan Edu. Saat kampanye pun, kedua geng yang sibuk berperang. Ya, Ronan dan Aira nya juga sih. Tapi nggak seheboh geng mereka ini. Perang spanduk, perang kata-kata, hingga perang di facebook masing-masing.

Kembali ke kelas.
Sementara Miss Olga sudah sibuk menerangkan Kimia, anak-anak masih sibuk menggoda--diam-diam--kedua pasangan aneh itu: Wanda dan Radit, serta Aira dan Ronan. Yang digodain jelas pada bete.
"Heh, kamu jangan GR ya? Tunggu puncak pemilihan suara besok!" desis Ronan ke arah Aira.
Aira hanya menoleh sebentar, lalu memutar matanya. Tak peduli.
Ada yang tak diketahui Aira, ketika jam istirahat, Ronan tersenyum puas di parking lot.
Yang jelas, saat pulang sekolah, Aira merasa dirinya mendadak jantunga. Ban si pinky tiba-tiba kempes, dan ada Range Rover Vogue segede pabrik Krakatau Steel menclok pas di depan mobilnya.
Ia langsung tahu siapa pemilik range Rover itu. Tak kurang akal, ia berlari mengambil gerobak besi tempat sampah milik Pak Ujo, penjaga kebun. Dengan sadis ditabrak-tabrakkannya gerobak butut itu ke bumper si Vogue. Teman-temannya gak ada yang tahu karena kebetulan, parker mobil mereka agak jauh dan tersembunyi.
Sukses! Si Vogue baret sedikit!
Aira bertepuk tangan senang. Dengan riang, dia berlari menuju Kijang Innova Wanda., dimana Wanda sudah siap mau pulang bareng supirnya. Beres. Aira nebeng Wanda pulang. Tatapan penuh selidik dafri wanda yang curiga sama sekali tak ia pedulikan. Nanti sorenya baru deh dia ambil si pinky bareng kakaknya. Cerdas, bukan?
Airaaa...
Sambil menegakkan kepalanya, Aira tersenyum. Ia telah kembali turun gelanggang. Dengan kesadaran penuh, ia telah merentang busur dan mengokang senjata perangnya melawan Ronan, cowok yang kalau perlu, ia benci seumur hidup dan matinya. Cowok nggak guna dan nggak penting, yang telah dengan semena-mena merampas kesempatannya untuk menjadi juara umum tahun ajaran lalu, di mana dia harus puas ada di ranking dua. Dan kali ini, dia akan sekuat tenaga mempertahankan dirinya dari ancaman kekalahan dirinya. Cowok sok dark yang menang fans doang itu harus dia beri pelajaran, bahwa dia bukan The Plain Aira yang bisa seenaknya saja dipandang sebelah mata.
Hati Aira perih mengingat sudah terlalu sering Ronan mengatainya sebagai socialite wannabee atau golongan kasta paria. Kurang ajar banget!
Pulang sekolah, Aira segera menyibukkan diri dengan persiapan mobilisasi pemilih untuk pemilu raya-nya Excellent International School besok. The big election day!
Tanpa dia sadari, di parking lot, Ronan bahkan sudah berlaku jauh dari yang Aira bayangkan. Dendam memang tak akan pernah selesai. Kalau bisa selama hayat masih dikandung badan, api dendam tak akan pernah padam.
Sore itu, seorang gadis cantik bermata bintang dan bercapuchon baby blue menangis sesenggrukan di samping si pinky yang keempat bannya kemps semua! Sementara di sampingnya, Erina, sang kakak menyumpah-nyumpah kesal.
Peperangan baru saja dimulai(lagi), jadi bersiaplah, Aira….

I’m not katro, anyway… (serial exist 2)

Pagi hari Yang Bergairah di Exist
Sumpah, ini adalah sekolah paling funky di dunia. Baru hari kedua saja, sekolah sudah mengadakan pesta demokrasi, alias pemilihan ketua OSIS yang mereka sebut President of Student Club. Sementara sekolah lain masih sibuk dengan MOS dan apapun namanya itu. Di Exist, MOS alias Welcoming the Preppy baru akan diadakan seminggu lagi. Kapan belajarnya ya? Ah, namanya juga sekolah unggulan, dimana anak-anaknya sebagian besar punya otak sederajat sama Habibie, Bill Gates, Einstein, Al-Farabi, Al- Jabbar, Al-Kindi, dan sederet Begawan IPTEK lainnya.
Nah, here comes the day... the election day.
Para kandidat, yang kebetulan hanya dua orang, yaitu Aira dan Ronan, keduanya dari kelas XI IPA 1 alias Grade XI Sci 1, tampak sudah sibuk memobilisasi para pendukung untuk bergerilya memastikan bakal perolehan suara. Hebohnya hampir sama dengan PILEG dan PILPRES di Negara kita kali.
Di sini juga ternyata ada serangan fajar dan black campaign. Misalnya saja, para pendukung Ronan yang didominasi cedwek-cewek cantik dan popular anggota Cheerleaders Squad, band, Vocal Grup, Paduan Suara, dan basket, dengan agresif bergerilya ke adik-adik kelas, anak-anak preppy. Mereka bawa-bawa pin, stiker, sampe standing banner segede pintu kelas, bergambar wajah cute Ronan. Cewek-cewek preppy jelas banyak yang langsung jatuh hati sama si prince charming itu. Apalagi diiming-imingi bonus pin dan stiker. Lumayan kan, bisa ditempel di pintu kamar (mandi).
Sementara para pendukung Aira, yang didominasi oleh para makhluk pintar dan agak-agak geeky (yang ini pasti anak-anak Science Club, Book Club, English Club, Merpati Putih, Rohis, dan Koperasi Siswa... oops, nambah juga, Majalah Sekolah, dan Computer Club), dan anak-anak berjilbab (Rohis lagi dooong), juga tak kalah agresif mendekati calon pemilih. Mereka bahkan menguasai pojok paling cozy di kantin Mr. Uwak (gak jelas nama sebenernya siapa, tapi turun temurun siswa yang sekolah di situ memanggilnya Uwak) yang dinamai Exist Café, sebagai markas besar pendukung Aira.
Di markas itulah Aira, Wanda, Kirana, dan Dina mengumpulkan selebaran black campaign tentang Aira. Dari muka-muka mereka, kelihatan mereka berang sekali. Gimana mereka nggak berubah jadi berang-berang pemberang, coba? Ini salah satu contoh:
BEBERAPA ALASAN AIRA GAK PANTAS JADI PRESIDENT:
a. Aira ternyata dodol banget membedakan hukum Newton I, II, dan III. Jadi bagaimana mungkin dia bisa menegakkan hukum di Exist, kalau dianya sendiri nggak faham hukum-hukum Newton?
b. Aira nggak banget kalau urusan fashion. Gini hari masih shopping di Passer Baroe? Hello, kemana aja, neng? Gak nyadar ya butik Mango, Zara, dan Nine West udah ada di Mall-mall gede? Paling apes ada Harvey Nichols, Debenhams, atau Sogo kan?
c. Friendlist nya Aira di Facebook dan Friendster nya didominasi oleh manusia-manusia katro dan geeky. Mualas banget deh.
d. Aira bukan salah satu atau salah semuanya anggota club-club elit di Exist. You named it: Cheers, dance Group, Basket, Renang, Vocal Group, Paduan Suara, Band, Bola, Tinju...

Jadi kesimpulannya: Aira is Katro! So, jangan biarkan anak katro memimpin Exist, meski hanya untuk satu tahun ke depan. Nggak banget!
Membaca selebaran itu, kelihatan wajah Aira yang putih cenderung pinkish itu memerah. Agaknya dia sangat marah. Mungkin kepalanya sudah mendidih. Coba cek, silakan taruh telur mentah di atas kepalanya. Pasti langsung bisa dimakan deh tuh telur.
Sementara itu, Widodo, anak Rohis yang juga menjagokan Aira, tampak berlari-lari mendekati meja yang ditempati Aira cs. Tangannya mengacung-acungkan sebuah selebaran yang berwarna hijau dangdut. Aduh, selebaran apa pula itu? Kirana sampai mengerjap-ngerjapkan matanya pusing.
"Apaan tuh, Wid?" Tanya Aira begitu Widodo mendarat di lokasi.
"Nih, baca aja. Lu kok bisa sih ikutan bikin segala black campaign begini? Nggak boleh lho, mencari kemenangan dengan cara menjatuhkan lawan..."
Hah? Siapa lagi yang bikin begituan? Aira dan tim suksesnya langsung pada melongo. Mana warnanya nggak banget lagi!
"Coba gue lihat," Dina langsung menarik selebaran itu dari tangan Wid. Kirana yang suka sok imut langsung menjengit jijay melihat selebaran mendadak dangdut itu.
FUN FACTS ABOUT RONAN
1. Dia konon kabarnya masih turunan vampire kayak si Edward di film Twilight. Bisa dibuktikan dari kesukaannya merenung dan meramal. Kalau turunannya Robert Pattinson-nya sih ya nggak apa-apa banget kaliL
2. Ronan terbukti ikut remedial social studies dan world history beberapa kali sewaktu di Grade X. Silakan Tanya sama dia, darimana asalnya Mussolini, pasti dia nggak tahuJ
3. Bapaknya Ronan adalah bangsawan Jawa. It's OK. Tapi ibunya adalah kelahiran Setu Babakan. Tahu nggak dimana tuh tempat? Silakan cari di peta Jakarta. You know lah, Jakarta is a beautiful country getoloh and dangdut is the music of my country dehJ.
Jadi, kalau kamu peduli sama bibit, bebet dan bobot, silakan pilih siapa saja. Asal jangan Ronan!
"Huahahahaha..." Aira langsung ngakak keras banget dan mengundang pelototan ngeri dari Wanda dan Wid.
"Lu percaya kalau gue yang bikin ginian?" Dia balik bertanya kepada Wid.
Yang ditanya malah balik bertanya pula, "Emang bukan?"
"YA BUKANLAH, MASAK YA BUKAN DONG!" bentak Aira, Dina, dan Kirana serempak. Sementara Wanda hanya nyengir-nyengir malu melihat kelakuan sahabat-sahabatnya yang rada minus itu. Wid sendiri langsung mundur kaget, disemprot cewek-cewek berisik itu. Haduuuh.
Aira mengambil selebaran itu dari tangan Dina, melewati Kirana yang langsung menutup hidungnya. Padahal selebaran itu sama sekali nggak bau lho. Kirana memang terkenal sebagai Miss Drama Queen, sesuai dengan ekskul yang dia ikuti: Teater.
Aira memonyong-monyongkan bibirnya membaca selebaran itu. Lalu membandingkannya dengan selebaran yang lebih dulu ia pegang.
"Hmmm... gayanya sama nih. Lame... basi!" komennya, singkat. Namun otaknya mulai menunjuk kepada seseorang atau beberapa orang. Aduh, padahal harusnya jangan suuzhan dulu kali.
"Gaya apanya?" Tanya Kirana, tulalit. Dia memanjang-manjangkan lehernya, mencoba membaca selebaran yang tadi ia benci setengah mati itu.
"Gaya nulisnya lah. Emang gaya apanya lagi? Lagian tadi kamu benci banget sama tu kertas, sekarang sok-sok ngintip pula," goda Wanda yang mengundang pelototan Kirana.
"Kira-kira... siapa yang nulis, Ra?" Tanya Dina dan Wid kompak. Sesaat kemudian keduanya menyadari kalau mereka kompak, lalu saling melotot dan memalingkan wajah sambil mingkem. Yang lain jadi pada senyum.
Aira tidak menjawab. Dia hanya memutar matanya yang indah itu. Lalu dengan lagak bak Queen Bee, dia mengeluarkan BlackBerry (yang belakangan ternyata diketahui bukan BlackBerry asli, melainkan NexianBerry, keluaran China), dan tampak mengirim message kepada seseorang.
To: Forest Gump
You rock, babeJ.
I will return ...
Di sudut lain, dekat dandang somay Mr. Uwak, seseorang mendengar bunyi ting!ting! di BlackBerry-nya, tanda ada pesan masuk.
To: Miley Cyrus
Hahaha... life is a box of chocolate, like I said. Just take your box today!
Tak berapa lama, terjadi saling kirim message di antara keduanya.
To: Forest Gump
Just eat your piece too, babeJ. Asal kamu tau: ada kesalahan informasi, btw, gue adalah ANAK PADUAN SUARA. Silakan ralat info mu yaJ. Dan gue baru sekali belanja di Passer Baroe, selebihnya gue prefer belanja di MAYESTIKJ)...
To: Miley Cyrus
Hahaha... norakJ
To Forest Gump
Btw, ralat lagi. Kayaknya bukan si Edward deh yg vampire di film Twilight, tapi si Bella
nya kayanya. Eh, apa gue yg salah?
Si Forest Gump tersenyum kemudian mengantungi BlackBerry-nya dan kembali bergabung bersama kerumunan. Acara pemungutan suara akan segera berlangsung.
Tengah hari, menjelang azan zuhur, pemungutan suara akhirnya selesai. Ketika melewati barisan anak cowok di mushala, Aira yang hendak shalat zuhur menangkap celetukan sinis. "Dasar social climber!" Tapi tak seperti biasanya, dimana ia akan nyolot dan langsung menggaplok dengan nafsu membunuh yang besar ke si mulut sinis tadi, Aira hanya melenggang dengan acuh.
Batinnya bilang, nanti akan ada saatnya gue tunjukkin bahwa gue nggak katro, dan bukan social climber kayak elu!
Sejak peristiwa di parking lot, Aira nampak lebih berhati-hati lagi. Ia belajar mengurangi nafsu senggol-gampar nya yang biasanya dominan. Bukankah seorang pemimpin yang baik harus bisa menahan diri? Begitu kata Wanda saat akhirnya ia curhat kepada cewek manis itu. Dan bersama Wanda, ia telah menyimpan kartu truf si belagu itu.
Si cowok sinis, yang tak lain adalah Ronan, menggumam dalam hatinya. "OK, Ra, gue tahu gue salah menyimpulkan. Gue akui, lu lah yang bikin Rohis, Science Club, dan segala ekskul yang tampak geeky itu menjadi nggak geeky. Ya, Ra, karena lu selalu bisa mencairkan suasana. Lu nggak ikutan kaku meski bareng sama anak-anak yang kaku. Lu nggak ikutan bebas meski ngumpul sama anak-anak yang bebas. Lu... gaul tapi tetap punya karakter.
Lu kayak sebatang coklat, Ra. Lu bisa melumerkan suasana hati orang.
Tapi tetep aja, gue nggak mau lu jadi Presiden. Gue nggak biasa kalah, Ra. Apalagi dari orang yang (tadinya) gue anggap katro kayak lu."
Ronan segera mengikuti teman-temannya shalat berjamaah, dan menutupnya dengan doa untuk kemenangannya. Demi sebuah gengsi!
Hasil akhir pemilihan itu diumumkan sebelum shalat ashar. Hasilnya, Ronan menang. Dia yang jadi Presiden sekarang. Sejujurnya, Aira sedih. Sedih banget. Makanya dia merasa sangat terhibur menyadari Wanda dan Dina meremas bahunya dengan hangat. Tanpa disadari ada bening di sudut matanya. Ya Allah, aku kalah lagi, batin Aira nelangsa.
Di panggung aula, Ronan tampak berjaya disalami guru-guru,kepala sekolah, dan kak Rudy, Presiden terdahulu.
Ingin rasanya Aira berteriak lantang, "Woooyyy, lu curang! Lu menang dengan curang! Lu jahat! Gue nggak bisa terima!"
Tapi yang ada dia hanya duduk terdiam mematung. Kedua tangannya dipangkukan di pahanya. Lemas. Ia bahkan malas mendengar speech Ronan di hari bersejarah itu. Ia hanya menoleh sebentar saat Wanda menyentuh tangannya.
Ya, sosok yang berpidato di depan itu, yang katanya manusia paling ganteng di sini, tampak dingin. Aura esnya terasa hingga ke dalam hatinya.Ada sesuatu yang disembunyikan Ronan di balik popularitasnya yang melangit belakangan ini. Sosok rapuh. Menyadari itu, Aira menggigit bibirnya. Boleh jadi, lawannya ini bukanlah tandingannya sebenarnya.
Maka, ia terperangah ketika anak-anak ramai menyerukan namanya. Ada apa?
"Kamu diminta Ronan naik ke panggung," jelas Wanda yang tahu Aira sempat melamun.
"Ngapain? Mau dicela? Dikatain katro?"
Wanda mengangkat bahu, dan setengah mendorongnya berdiri. "Hadapi dengan elegan, Ra. Ingat missi kita," ujar Wanda lirih.
Gleg. Aira menelan ludah. Harus ya, gue terlibat di missi ini?
Tapi ia paksakan juga untuk bangkit. Tak ada kamus minder bagi seorang AIra. Dia tidak jadi presiden, tapi bukan berarti dia kalah.
Tepuk tangan, sorak sorai, hingga suit-suit prikitiw yang nggak penting mengantarkannya sampai di panggung.
Hahaha, nggak nyangka, fans gue banyak juga, euy! Seloroh hati Aira geer.
"Dengan bangga, saya perkenalkan, sekretaris yang akan mendampingi saya dalam masa jabatan setahun ke depan, Miss Khairani Prawiraningrat!"
Hah? What?
Itu tadi Ronan yang ngomong, kan?
Aira sempat bingung juga. Namun segera dia menyadari julukan Ronan padanya, Si Katro. Aduh, jangan sampai aja dia jadi kelihatan katro beneran sekarang.
Tapi ternyata serius, euy. Ronan behave banget di panggung, nggak ngatain dia katro atau apapun yang biasanya bikin Aira mau nyambel mulut anak itu. Jadi Aira juga berusaha mengimbangi dengan berlaku datar dan nggak galak kayak biasanya. Anak-anak XI IPA 1 tampak menarik nafas lega melihat pasangan crazy in hatred itu secara tumben nggak tampak ingin saling membunuh kayak biasanya.
Sampai pulang sekolah, Aira menyangka Ronan sudah berlaku sportif dan sudah menyadari bahwa anggapan dia selama ini salah. Tapi ketika dia tengah memarkir mobilnya di garasi, sebuah pesan masuk ke NB nya.
From: Forest Gump
Thanks. Gue sebenernya udh lihat kok, bahwa gak ada ekskul katro di sekolah ini. Yg katro mah dimana2 ada, dan bkn hny di ekskul tertentu.
Segera ia mengirim balasan.
To: Forest Gump
Bagus deh kalo udh nyadar.
From: Forest Gump
Jd siap ya Aira Bantu gue?
To: Forest Gump
Ya, kita tawar2an lah nanti. Namanya jg politikJ. Politik itu kejam, Jendral.
From: Forest Gump
Hahaha, sekali katro tetap katro! Hidup katro! Sekretaris gue emg asli katro!
To: Forest Gump
Diam! I'm not katro, DODOOOOLLL!
Tanpa tunggu waktu lagi, Aira langsung menekan off pada NB nya. Bodo amat deh. Emang dasar jahat, ya harusnya gak dikasih ampun, batinnya gondok. Lihat aja nanti malam di wall facebooknya pasti gue cela abisss...

Being Me? Oh, Ada Masalah? ( Serial Exist 3 )

You are nothing till everybody loves your characters
Emang bener deh, susah sebangku sama anak cewek berisik bin rese modelnya si Aira. Bodohnya lagi, aku terlalu baik ya, mengangkat dia jadi sekretarisku di kepengurusan Student Club. Hahaha, nggak tau ada setan baik apa yang mendadak menempel di kepalaku saat itu. Mestinya aku biarkan saja ya dia kalah dan jadi pecundang. Hehehe. Kau pecundang, SpongeBob, seperti kata Squidward Tentacles di film kartun SpongeBob Squarepants.
Tapi dorongan tim suksesku, terutama Radit, saat itu amatlah keras. Mungkin, Radit memang benar naksir Wanda, seperti gossip yang santer dibicarakan. Makanya dia berusaha menyatukan kubu-ku dan kubu Aira (dimana di situ ada Wanda). Si Ustad kagetan itu juga yang memaksaku untuk menempatkan Aira sebagai salah satu think tank kepengurusan SC tahun ini. Iya sih, Aira emang pinter BANGET. Bahkan kuakui olok-olokku atas kemampuan fisikanya yang payah juga nggak terlalu terbukti. Karena anak itu kayaknya kalau mau ulangan, bela-belain nelen buku pelajaran kali. Soalnya aku perhatikan makin lama, otaknya makin kinclong aja.
Gawat nih, kalau begitu. Bisa-bisa aku yang nanti malah jadi pecundang di akhir semester tiga ini. Kalah dari Aira? Huh, dosa yang tak termaafkan dari seorang Ronan Lukito! Nggak sudi!
Yang bikin aku bete adalah kepercayaan dirinya yang selangit. Aura pedenya yang kayaknya nggak abis-abis itu juga bahkan selalu sukses menulariku hari ke hari. Dia tampak carefree dan apa adanya. Menikmati hidup, menertawai kegagalan, hingga mengekspresikan perasaannya. Jujur, aku iri dan TERAMAT IRI. Mau rasanya aku menukar karakternya yang pede itu dengan apa saja yang kumiliki, agar aku juga bisa seperti dia.
Padahal siapa sih dia?
Keluarga Prawiraningrat memang keluarga bangsawan dan kakeknya mantan pejabat zaman dulu. Konon, keluarganya emang sudah dari kaya dari sononya. Tapi itu dulu. Dan harusnya mereka bisa lebih kaya dari itu. Tapi kakeknya terlalu jujur untuk ukuran pejabat setingkat dirjen. Tambahan lagi, beberapa perusahaan keluarga mereka juga enggan 'berkompetisi', so they lost their old money. Sekarang, mereka hanya keluarga 'orang kebanyakan',
Aira sendiri nampak tak terpengaruh apa-apa dengan kehidupan keluarganya yang jelas-jelas downgrading banget. Malah sesekali dia hanya naik bus atau dijemput kakaknya yang sudah kuliah, naik si pink jelek itu. Dia nggak branded, nggak suka muncul di pesta-pesta sejenis birthday bash di club-club yang lagi happening sekarang, atau sekedar hang out. Dia type remaja biasa banget yang lebih suka menghabiskan waktunya di Gramedia, QB, Times, Kinokuniya, Aksara, atau Zoe... for your info, dia terlalu gila buku dan nonton DVD. Dia lebih suka nongkrong di Dunkin, JCo, Krispy Kreme, atau sesekali di Coffee Bean, Brew&Co, Sour Sally, Dairy Queen, dan Quickly, ketimbang leyeh-leyeh di The Sultan atau Four Seasons (meski sekedar ngopi di cafenya). Biasa banget kan? Dan, gini hari masih dengan norak janjian makan ice cone di AW atau McD dengan geng berisiknya itu? Huhuhuw, dia terlalu BIASA untuk jadi cewek ngetop di EXIST.
Mau tahu tempat favoritnya yang lain?
Pasar mayestik (tempat dia berburu cetakan kue dan segala alat menyulamnya... gini hari masak dan nyulam? Nenek-nenek banget kaliiiJ), perpustakaan, museum, gedung kesenian Jakarta, dan TIM. Freaky banget kan? Yang agak lumayan ya, DiscTarra aja kali.
Tapi dia TETEUP LEBIH POPULER DAN MEMBUMI di Exist ketimbang gue! Lalu apa dosa gue sebenarnya sih?
It's OK, aku sudah jadi President di sini. Tapi lihat dong, di depan mata kepalaku sendiri, dia tampak lebih bisa berdekat-dekat dengan hampir semua pengurus ekskul di sini. Sedangkan aku?

"Ra, gue masukin program Save the Earth dong buat tema Pensi kita taun ini," usul Nendya, ketua Mading. Ini cewek emang go green banget deh.
"Ra, usul juga. Gimana kalau kita ngundang Hijau Daun, sekalian sama Efek Rumah Kaca dan Everybody Loves Irene untuk Pensi taun ini?" usul Jockey, si ketua Band.
"Jangan, Ra. Musiknya anomaly buat kuping gue. Peterpan aja. Gue kan fansnya Ariel. Kalo Hijau Daun sih boleh. Kan musiknya mirip tuh sama Peterpan, suara vocalisnya juga, " usul Rena, si Luna-Maya-replika.
"Ih, jijay. Sekalian aja lu ngundang Luna Maya gitu. Dasar fansnya Ariel lu! Nggak malu ya saingan sama Luna Maya?" selak Jockey dengan muka sebal,
"Hah, lu mah pantesnya ngundang Mbah Surip sama Kuburan Band aja kaleee," cibir Rosa, sesama fansnya boysband.
Aira dengan santai mencoret-coret usulan itu dengan pulpen Rapidonya di tangan kanan, sementara notesnya diletakkan di meja kami. Tangan kirinya masih memegang gelas Styrofoam berisi hot latte dari Uwak Café. Santai dan tanpa beban.
"OK, udah gue tulis semua, guys. Termasuk soal mbah Surip dan Kuburan Band juga. Gue malah mau usul ngundang Tangga juga," jawab Aira sambil terus nulis sambil ngopi.
"Hah? Serius lu?" Tanya Jockey melongok notes Aira.
"Yang mana? Tangga? Lu suka juga ya?"
"Bukan. Yang Mbah Surip sama Kuburan Band?"
"Kalau lu pada suka, ya nggak apa-apa dong..."
Aku mencibir kesal. Aku dianggap hantu, kali. Heh, DODOL, PRESIDENNYA ITU GUE, BUKAN DIA!
Sial! Aku makin jealous saja melihat dia seenak jidatnya tebar pesona gitu. Besok-besok, jangan-jangan dia kudeta lagi!
Tiba-tiba aku merasa gerah. Jangan-jangan anak ini pakai guna-guna ya? Supaya dia lebih kelihatan dari aku? Supaya dia bisa seenaknya mempercundangi aku gitu? Hih!
Aku hendak beranjak bangkit, sewaktu dia menoleh ke arahku dengan matanya yang (sok) sepolos kelinci.
"Lho, lho, kamu mau kemana, Ronan? Kan rapat Pensi belum selesai?" tanyanya heran.
Aku mendengus kesal. Tatap mata heran juga kubaca jelas dari teman-teman yang masih mengitari meja kami.
"Mau buang pusing. Kamu lanjutkan aja rapatnya, nanti hasilnya lapor ke aku!"
"E-eh, ya nggak bisa gitu dong. Kamu suka lepas tanggung jawab gitu sih!" Nah, nah, Nenek sihir mulai mengomel.
"Gue eneg, denger segala Mbah Surip dibahas!"
"Ya terus kamu maunya siapa? Mau ngundang Michael Jackson kan tinggal hantunya? Mau ngundang U2, Maroon Five, atau Rihanna?"
"Mau ngundang He Ah Lee disuruh duet sama Maylaffayza, yang nyanyi Gita Gutawa! Atau sekalian ngundang Sarah Brightman sama Andrea Bocelli. Puas?"
"Bagus! Selera kita sama. Kalau gitu, mau kamu ngusahain menghubungi mereka?"
Dasar to**l!
"Lu bisa serius nggak sih ngurus beginian? Jangan bisa lu hanya ribut doing deh!"
Dia kontan berdiri, sementara temen-temen yang lain nampak mulai bete dengan kebiasaan lama kami yang nggak bisa hilang; nafsu saling mengalahkan! "Nah, kamu sendiri dari tadi ngapain? Ngelamun nggak jelas kayak orang patah hati! President apaan kamu?"
"Kamu diam! Kamu hanya sekretaris. Itu juga kebaikan gue yang ngangkat elu yang tadinya pecundang dan BUKAN SIAPA-SIAPA! Makanya jangan belagu!" Amarahku memuncak lagi. Heran deh, nggak bisa ya dia membiarkan aku sebentar saja nggak pingin menamparnya?
Sekarang kami sudah bertatapan sengit.
"Bagus! Aku emang bukan siapa-siapa dan nggak pernah pingin jadi siapa pun di sini. Gue ya gue. Aira ya Aira. Dan asal kamu tahu ya, aku nggak pernah mengemis sama kamu buat diikutkan di kepengurusan ini! KERJASAMA KITA SELESAI, Mr. Sombong!"
Mata kami saling memancarkan bara. Tanganku sudah terkepal pingin menampar mulutnya yang gede omong itu.
"Ada masalah?" tantangnya nekad.
"Ya. Masalah besar. Masalah gue adalah KAMU!"
"Ada apa lagi? Kan aku udah mundur. Silakan angkat sekretaris baru. Bye!" Dia berbalik dengan mata yang ... riang. Luar biasa!
"Nah, guys, gue bebas tugas. Ihiyyy, ayo, Ren, kita katanya mau beli ice cone di McD Pasaraya. Yuk, sekarang. Yang lain, silakan lanjutkan rapat sama Ronan ya? Yuuuuk..." Dengan ceria dia menggamit lengan Rena, salah satu dayang-dayangnya yang nampak masih shock (seperti juga anak-anak lain) dan jadi kelihatan tolol.
Perlahan, kurasakan ada yang melorot dan meluruh di hati; percaya diriku. Satu kelemahan terbesarku...


Selesai Rapat

"Dit, lihat Aira?" bisikku pada Radit yang masih sibuk di mushala, merapikan Quran yang agak berantakan.
"Hah? Tumben ente..." jawabnya dengan lagak menyebalkan.Mengapa hari ini semua orang jadi tampak menyebalkan di mataku sih?
"Emang kamu nggak denger kita berantem lagi gara-gara rapat Pensi tadi?"
"Denger sih. Wanda yang cerita..."
"Jieee. Udah rukun ya sama Wanda?"
"Hahaha. Yang galak kan dia. Ane mah nyantai. Lagian, masak sama partner kerja nggak bisa rukun sih?"
"Partner kerja? Ngomong lu udah kayak pejabat aja. Lagian... eh, lu nyindir gue ya?"
Radit menoleh. Bengong. Kacamatanya sedikit melorot. Kalau sudah begini, dia jadi mirip Harry Potter disamber geledek.
"Nyindir apaan? Kayaknya ente konslet nih. "
"Brisik lu, kayak cewek. Udah, sekarang lu ikut gue!"
"Kemana? Lagian ente dah shalat belum?"
Aku melirik jam tangan Swiss Army-ku. "Shalat apaan? Kan tadi gue zuhur sama elu. Ashar masih lima belas menit lagi. Emangnya lu tugas ngazan lagi ya?"
Radit ketawa malu. Dia emang suka lupa gitu.
"Ikut gue ke McD Pasaraya sekarang ya?"
Radit kontan melotot."Hah? Ente mau ngebuntutin Aira ya? Ckck ck... kayaknya ente mulai kena virus merah jambu nih... pake ngebuntutin segala.Ogah ah ane!"
"Heh, virus merah jambu bapak lu! Gue..."
Tiba-tiba tenggorokanku tersendat. Aku... merasa akan ada yang timpang tanpa dia. Tanpa Aira di kepengurusan SC ini. Tadinya, alasanku memilih dia sebagai sekretaris adalah karena aku... butuh dia untuk latihan mendongjkrak rasa pedeku yang hancur sejak peristiwa kelam itu. Lagipula, dia memang bagus kerjanya. Jadi... mungkin aku harus menyelesaikan semuanya...
Sambil memakai sepatu hingga ke tempat parker, aku bercerita lamat-lamat pada Radit. Dia manggut-manggut seperti burung pelatuk mendengarkanku bercerita. Sesekali dia menyela dengan gaya bercandanya yang kadang jayus. Tapi entah mengapa, aku menganggap Radit adalah orang yang paling pas buat jadi sahabat terdekatku.

McD Pasaraya

Nah, tuh dia gerombolan si Aira. Semua sudah ganti seragam dengan baju main rupanya. Sama denganku dan Radit. Itu Aira dengan aura Queen Bee nya yang terpancar jelas.

Suatu saat, sewaktu kami lagi naik-baik saja, kami, aku dan Aira, pernah terlibat percakapan ini di ruang secretariat SC.
"Aku nggak suka banget deh sama tuh cewek," tiba-tiba Aira menggumam sambil menunjuk kea rah luar dengan matanya. Aku yang sedang buka-buka facebook melihat dengan malas.
"Oh, si Evi-Evi ini yang dulu ngegencet kamu ya?"
"He-eh. Lagaknya kayak dia yang paling Queen Bee gitu."
"Apa? Ratu Lebah?"
"Iya. Queen Bee itu istilah gitu lho, Ron. Kamu tahu nggak, seekor ratu lebah setiap selesai bersalin, pasti berteriak memanggil para tentaranya. Nah kalau ada lebah cewek yang sama-sama lagi bersalin sama dia, trus ikutan teteriakan, itu alamat si lebah cewek itu bakal menemukan ajalnya di tangan si ratu lebah."
"Hah? Sadis amat?"
"Ya gitu deh. Untung kamu bukan dilahirkan sebagai cewek ya. Hamper sebagian cewek punya naluri Queen Bee. Jujur, aku juga. Nggak boleh lihat ada yang lebih gimanaaa gitu..."
"Paham deh kalau kamu mah..."
"Eh, Dodol, aku sih suka kumat Queen Bee-ku kalau sama kamu!"
"Kok? Aku kan cowok dan bukan lebah pula!"
"Karena kamu selalu nggak mau kalah sama aku."
"Kamu juga!"
"Atau... kita emang akan gini terus kali ya, Ron?"
"Ya... terserah kamu lah. Kamu juga jadi cewek kepedean sih."
"Emang kenapa? Ada masalah?"
Saat itu aku hanya tersenyum. Sesuatu yang amat jarang kulakukan padanya. Dan dia memang agak kaget. Buru-buru dia memalingkan wajahnya.
"Nggak, ra. Nggak ada masalah. Jujur, kadang gue iri sama kamu."
Dia menoleh lagi."Iri? Sama gue? Kok bisa? Nggak penting banget sih!"
"Ah, nggak. Nggak apa-apa. Ya udahlah, jangan gegencetan lagi aja sama dia ya? Bikin malu SC aja," ujarku mengalihkan perhatian.
Dia tertawa lepas. "Ya enggaklah, masak ya enggak dong! Kan hanya nggak suka aja. Nggak lah. Aku nggak segila itu kali. Ngapain sih gegencetan? Memangnya nggak bisa ya kompetisi otak dan prestasi kayak kita?"
Nyess. Saat itu ada yang melumer di hatiku. Kompetisi otak dan prestasi? Serius? Dan dia menyukai itu?
Beneran. Nih cewek unik banget.
Mendadak ada setitik rasa di sini, aku suka pada gaya dia menyikapi persoalan. Lempeng banget. Tanpa beban. Berbanding terbalik denganku...

"Hoiiii!" Radit melambai-lambaikan tangannya di depan mataku yang bengong. Aku kontan tergeragap. Haduuuh, malah ngelamuni Aira lagi.
"Katanya mau ke McD? Ini udah di McD, terus kita mau ngapain?"
Aku tersadar. Segera kutarik Radit ke meja pemesanan. Kami melewati meja Aira yang lagi bareng Wanda dan Rena sambil ngobrol seru. Aku tahu mereka melihat kami, tapi aku cuek, berusaha cuek tepatnya. Mereka langsung menghentikan obrolan begitu melihat kami.
Aku memesan tiga cone ice cream dan tiga gelas ice lemon tea. Si radit berbisik, "Ane nggak suka McD, Bro, sebenernya. Tapi kalo ditraktir ya gak apa-apa banget!"
Menyebalkan!
Satu cone ice cream dan segelas lemon tea kuberikan pada Radit yang tersenyum berterima kasih. Aku lalu menuju meja AIra.
Aduh, kemana rasa pede yang sudah kubangun tadi?
Ra, please, jangan melongo begitu. Lihatlah kedua temanmu siap bergosip tentang kita. AYo, lakukan sesuatu...
Bismillah...
"Ra, gue mau ... kamu jangan mundur..."
Aduh, kok langsung sih?
Aira bengong. Tak siap juga tampaknya.
"Gue... tau Aira bagus kerjanya... So, ... just stay..."
Satu cone ice cream dan segelas lemon tea kuberikan padanya. Dia menerimanya dnegan bengong, sementara kedua temannya saling bertukar isyarat.
"B-buat aku?"
"Iyalah..."
"... Masak iya dong! Raaaa... so sweeeeet..." Rena mengacaukan suasana. Siaaal! Wanda dan Radit malah juga saling bertukar isyarat.
H-hey, aku kan bukan meminta Aira menikah denganku, jadi jangan lebay lah. Kepikiran buat jatuh cinta sama dia aja enggak. Jauuuh.
"Thanks... tumben..."
"Tapi kamu nggak bisa mundur lagi, Ra."
Aira yang sudah hendak menjilati es krimnya, terkejut.
"Kamu ngatur aku ya? Nggak!"
"Oh, kamu emang keras kepala ya?"
"Eh, aku nggak bisa dosogok es krim ya? Dasar rese!"
"OK, balikin aja es krimnya!"
Dengan santai dia menjilati es krimnya lalu memberikannya kembali padaku. Idih!
"Nih! Udah rese, itungan lagi!"
"AAARGGGH! STOOOOP!" Rena, Wanda, dan Radit berteriak kesal melihat kami siap bertengkar lagi.
Dasar Queen Bee!